Feeds:
Posts
Comments

Penasaran mengenai pembelajaran dengan pengkondisian?? Kita lihat sama-sama yuk beberapa belajar dengan pengkondisian yang di kemukakan oleh beberapa peneliti di bawah ini…

 

Classical Conditioning

ivan-pavlov

 

Classical conditioning (pengkondisian klasik) di kemukakan oleh seorang psikolog Rusia bernama Ivan pavlov. Pengkondisian klasik adalah tipe pembelajaran dimana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Dalam hal ini stimuli netral diasosiasian dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respon yang sama. Tedapat dua tipe stimuli dan dua tipe respon, yaitu: unconditioned stimulus (US), unconditioned response (UR), conditioned stimulus (CS), dan conditioned response (CR).

Pavlov melakukan penelitian mengenai pengkondisian klasikal dengan menggunakan anjingnya dan diasosiasikan dengan bel.

 

Lihat video sebelum belajar teorinya yukk…

 

Saat sebelum pengkondisian:

US                          ->                           UR

makanan                                           anjing berliur

 

stimulus netral             ->                   tidak ada respon

Bel                                                         anjing tidak berliur

 

Pengkondisian:

 

Stimulus   + US                  ->                           UR

Bel + makanan                                        anjing berliur

 

Setelah pengkondisian:

CS                           ->                           CR

Bel                                              anjing berliur

 6a00d834204f4c53ef00e54f5fa59f8834-800wi

Penjelasan:

Unconditioned stimulus (US) adalah sebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respons tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu. Dalam eksperimen Pavlov, makanan adalah US. Unconditioned response (UR) adalah respons yang tidak dipelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh US. Dalam eksperimen Pavlov, air liur anjing yang merespon makanan adalah UR. Sebuah conditioned stimulus (CS) adalah stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan conditioned response setelah diasosiasikan sengan US. Diantara stimuli yang terkondisikan dalam eksperimen Pavlov adalah beberapa penglihatan dan suara yang terjadi sebelum anjing menyantap makanan, seperti suara pintu tertutup sebelum makanan ditmpatkan di piring anjing. Conditioned response (CR) adalah respons yang dipelajari, yakni respons terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul setelah terjadi pasangan US-CS.

  

Generalisasi, diskriminasi, dan pelenyapan dalam pengkondisian klasik

Generalisasi dalam pengkondisian klasikal adalah tendensi dari stimuli baru yang sama dengan conditioned stimulus yang asli untuk menghasilkan respons yang sama (Jones, Kemenes, & Benjamin, 2001 dikutip dari Psikologi Pendidikan). Dalam eksperimen Pavlov, anjing akan merespon stimuli suara yang mirip dengan suara bel.

Diskriminasi dalam pengkondisian klasik terjadi ketika organisme merespons stimuli tertentu tetapi tidak merespons stimuli lainnya (Murphy, Baker, & Fouquet, 2001 dikutip dari Psikologi Pendidikan). Dalam eksperimen Pavlov, Pavlov hanya akan memberikan makan setelah bel dibunyikan dan bukan suara lain.

Pelenyapan (extinction) dalam pengkondisian klasik adalah pelemahan conditioned response (CR) karena tidak adanya  unconditioned stimulus (US). Dalam eksperimen Pavlov, Pavlov membunyikan bel berulang kali tetapi tidak memberikan makanan. Akhirnya anjing tidak berliur lagi ketika bel dibunyikan.

 

Untuk singkat dan jelasnya lihat video ini yah…

 

 

Operant Conditioning

thorndike

skinner

Operant Conditioning (prngkondisian operant) adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi.

Pada awalnya penelitian mengenai operant conditioning dilakukan oleh E.I. Thorndike. Namun penelitian yang dilakukan oleh Skinner lebih sederhana dan lebih dapat diterima secara luas.

Hukum efek (law effect) yang dikumukakan Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti hasil negatif akan diperlemah.

 

Skinner mengungkapkan bahwa konsekuensi perilaku akan menyebabkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terjadi. Konsekuensi—imbalan atau hukuman bersifat sementara (kontingen) pada perilaku organisme.

Penguatan dan hukuman

Penguatan (imbalan) (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sedangkan hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.

Penguatan ada 2 macam, yaitu:

  1. Penguatan positif (positive reinforcement). Penguatan positif digunakan untuk meningkatkan perilaku. Frekuensi respon akan meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).
  2. Penguatan negatif (negative reinforcement). Penguatan negatif diberikan untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. Frekuensi respon akan meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan) (Frieman, 2002 dikutip dari Psikologi Pendidikan).

Perbedaan antara penguatan positif dan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau dihilangkan.

Generalisasi, diskriminasi, dan pelenyapan dalam pengkondisian operant

Generalisasi pada pengkondisian operant adalah memberikan respon yang sama terhadap stimuli yang sama atau mirip.

Diskriminasi adalah pembedaan di antara stimuli dan kejadian lingkungan.

Pelenyapan terjadi ketika respon penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responnya menurun.

 

Prompt dan shaping juga merupakan strategi yang berdasarkan operant conditionging. Prompt adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang yang diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi. Sedangkan shaping adalah mengajari perilaku  baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran.

 

Skinner melakukan eksperimen dengan menggunakan burung merpati seperti video di bawah ini. Dalam video ini juga ditampilkan mengenai orang-orang yang bermain di mesin judi yang mendapatkan positife reinforcement yang diberikan secara acak ketika mereka memenangkan hadiah.

Daftar Pustaka

Santrock, J. W. (2008). Psikologi Pendidikan (2nd ed.) (Tri Wibowo B. S.). Jakarta: Kencana.

Santrock, J. W. (2005). Psychology (7th ed.). New York: Mc Graw Hill.

Bagaimana Kalau Shaping Gagal Membentuk Perilaku???

image1

untitled1

Kalo misalnya kita uda menggunakan Shaping untuk mengajari anjing kita untuk rolling, bersalaman, tutup pintu, dll tapi ternyata si anjing masih bandel dan gak mau melakukan itu juga maka, kita bisa pake cara lain loh…  Misalnya aja kita bisa pake operant conditioning dengan menggunakan negatif reinforcement. Pasti mau tau caranya kan??? Oke deh,, lihat yuk pembahasan selanjutnya…

Melatih Anjing dengan Negatif Reinforcement

Caranya hampir sama dengan ketika kita menerapkan metode shaping kok, tapi ada beberapa hal yang berbeda. Karena pembahasan sebelumnya kita mengajari anjing agar bisa rolling, maka sekarang kita juga ngajarin anjingnya rolling dengan negatif reinforcement aja yah…

Pertama-tama sama dengan seperti sebelumnya, ambil makanan dan gerakkan makanan di depan muka si doggie. Karena si doggie diem aja, maka kita pukul dia (pukulan pelan ya, bukan di pukul kaya lagi mukul penjahat). Kemudian kita bantu dia me-rolling tubuhnya dan kita kasi dia makanan deh (masih ingat kan kalo kasih makannya jangan yang porsi makan siang??).

Hal yang kedua sama kok,  kita ulangi langkah pertama tadi kira-kira 2 atau 3 kali. Diulang sampe doggie kita menjadi terbiasa dan mengerti kalo dia gak melakukan rolling ketika kita suru berarti dia akan mendapat pukulan dan sebaliknya.

Nah, pada akhirnya kalo si doggie udah bosen di pukul-pukul (hehe..) dan lebih suka di kasih makan dan dibelai maka dia dengan sendirinya akan melakukan gerakan rolling ketika kita memberi isyarat tanpa harus di bantu menggulingkan tubuhnya.


dog-rolling

Lalu hal terakhir, masih ingat kan apa yang harus kita lakukan ketika doggie-nya uda bisa rolling sendiri ketika kita membuat isyarat dengan tangan kita?? Yap, bener banget… Kalo hal ini sudah terjadi maka kita nggak harus ngasih dia makanan tiap dia membuat gerakan rolling. Dan jangan lupa yah, jangan sampe kita membuat  si doggienya ngambek dan kena efek extintion.

Oke deh, kira-kira udah ngerti ya gimana metode ini dilakukan. Semoga saja membantu ketika metode shaping tidak berfungsi dijalankan.

 

lumba-lumba

harimau duduk

Pernah lihat sirkus yang nampilin binatang-binatang yang bisa melakukan suatu hal seperti harimau yang lompat ke lingkaran api atau lumba-lumba yang melompat ketika pelatihnya meniupkan peluit kan?? Penasaran nggak sih kenapa binatang-binatang itu bisa melakukan itu??

Ya, para pelatih itu menerapkan beberapa atau salah satu metode pengkondisian seperti operan conditioning maupun shaping seperti teori yang di kemukakan oleh Skinner atau Thorndike.
Saya akan memberikan salah satu contoh bagaimana teori itu diterapkan agar hewan dapat melakukan sesuatu. Misalnya ketika kita ingin melatih anjing agar dapat rolling. Mau tau caranya? Yukss ikut,,,
,

Mau Melatih Anjing Kamu Agar Bisa Rolling???

dog roll 1

 

Kalo menggunakan operant conditioning dengan shaping begini caranya…

Pertama-tama ambil makanan dan gerakkan makanan di depan muka si doggie. Berhubung kita di cuekin sama doggienya maka kita buat si doggie nge-roll dengan bantuan tangan kita. Trus kita kasih makanan kesukaan dia deh (Bukan kesukaan dia gpp seh, yang penting dy mau makan. Hehe..). Tapi kasih makannya dikit aja ya soalnya kalo di kasih yang porsi makan siang tar dia kenyang dan kita nggak bisa meneruskan misi berikutnya deh.

 DOG-1_450

Kedua kita ulangi langkah pertama tadi kira-kira 2 atau 3 kali. Pokoknya diulang sampe doggie kita ngerti apa yang kita mau deh.
Karena mengajari doggie gak secepat ngajarin anak manusia maka, kita perlu bersabar ya… Jadi ulangi sampe doggie kita tersayang bisa nge-roll sendiri tanpa bantuan kita.

Sampai pada suatu ketika, ketika kita membuat gerakan rolling dengan tangan kita dan doggie dapat menggulingkan tubuhnya. Kalo hal ini sudah terjadi maka kita nggak harus ngasih dia makanan tiap dia membuat gerakan rolling. Jadi kita ngasih makannya kadang-kadang aja tapi jangan misalnya 10kali si doggie membuat gerakan rolling cuma di kasih 1 kali makanan, ntar si doggienya ngambek dan kena efek extintion, jadi kalo dia ga mau membuat gerakan rolling lagi kan kita juga yang repot. Jadi kita kasih makanannya di selang seling aja, kadang kasih dan kadang enggak.

untitled1

Pada akhirnya, si doggie tersayang akan membuat gerakan rolling ketika kita membuat isyarat gerakan rolling dengan tangan kita deh…

Tambahan nih, selain menggunakan makanan kita juga bisa menggunakan belaian ketika si anjing membuat gerakan rolling. Atau bisa juga di kombinasikan biar makanan buat si doggie gak cepet abis.
Nah, udah ngerti kan bagaimana cara melatih anjing-anjing kita agar mereka bisa membuat gerakan rolling. Kalo udah ngerti, kita bisa mengembangkan ke perilaku yang lain. Misalnya melatih anjing agar mau jika di suruh duduk, buang air di tempat yang kita tentukan, suruh nutup ato buka pintu dll masi banyak deh… Seru kan?? Selamat mencoba ya..

Untuk lebih jelasnya, lihat video ini yah… ^^